GRACE RUITER
Sumber: thefaithward.org
Diterjemahkan oleh Margie Yang (@margieyang)
Allah menciptakan setiap kita dengan karunia, kelebihan, dan kekurangan yang berbeda-beda. Sering kali orang dengan disabilitas menemukan bahwa orang lain mengambil keputusan bagi mereka bagaimana mereka dapat atau tidak dapat berpartisipasi dalam kehidupan komunitas gereja mereka. Gereja adalah satu tubuh. Orang dengan disabilitas kurang terwakilkan di dalam gereja, meskipun mereka memiliki kerinduan yang sama (atau bahkan lebih) untuk bertumbuh dalam iman seperti populasi pada umumnya. Jika kita gagal untuk melibatkan dan mengakomodasi orang-orang secara intensional, gereja akan menderita sama seperti yang dialami oleh orang-orang yang tersingkirkan. Berikut ini beberapa hal yang dapat membantu Anda memikirkan cara bekerja bersama dalam Kerajaan Allah yang terus berkembang!
1. Berhati-hatilah dengan kesan pertama.
Ketika Anda berjumpa seseorang untuk pertama kalinya, Anda tidak tahu apa yang orang tersebut dapat pahami atau dapat lakukan. Beberapa orang yang bergumul untuk mengekspresikan diri sendiri bisa jadi sangat mampu menerima hal yang Anda komunikasikan. Orang yang menggunakan kursi roda mungkin memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Orang yang buta tidak selalu memiliki kesulitan mendengar. Berusahalah untuk tidak berasumsi, dan mencoba untuk mengenal masing-masing pribadi mereka.
2. Asahlah hal-hal yang mendasar.
Dari bahasa yang mengutamakan pribadi hingga memahami berbagai batasan dari ruang personal seseorang yang menggunakan kursi roda, etiket dasar ketika bersinggungan dengan orang dengan disabilitas sering kali sederhana, tetapi tidak selalu bersifat intuitif. (Bahasa yang mengutamakan pribadi, person-first language, berarti menjadikan orangnya –bukan disabilitasnya– sebagai subyek. Hal ini sering berarti bahwa disabilitas tidaklah relevan dan tidak harus disebutkan. Namun jika memang relevan, katakan saja, contohnya, “seorang yang menggunakan kursi roda” alih-alih “seorang yang cacat.”) Ambillah 5 menit untuk mempelajari hal-hal dasar ini–Anda akan merasa lebih percaya diri dan menghindari kesalahan-kesalahan yang umum terjadi!
3. Bangunlah jalur sosial, bukan hanya jalur khusus untuk kursi roda.
Sering kali, teman yang paling sulit ditemukan dalam sebuah komunitas adalah teman yang pertama. Cobalah untuk mengidentifikasi dan melatih orang-orang tertentu yang akan menjangkau dan menjadi teman pertama ketika seorang dengan disabilitas masuk melewati pintu Anda. Doronglah mereka untuk mengenalkan orang-orang lain dalam jemaat dan meneladankan interaksi dan komunikasi yang baik bagi anggota komunitas yang lain. Ingatlah bahwa seseorang yang mengalami kesulitan dengan interaksi sosial mungkin sangat merindukan persahabatan dan kemungkinan besar akan membutuhkan seseorang menjadi jalur sosial untuk masuk dalam relasi yang lain. Anda dapat membaca lebih jauh tentang bagaimana lingkungan sosial dalam sebuah jemaat memiliki dampak bagi orang dengan disabilitas.
4. Bantulah semua orang untuk melihat dan mendengar lebih baik.
Warta jemaat dengan ukuran besar dan buku nyanyian jemaat mudah untuk didapatkan, dan hal-hal ini sangat membantu dalam ibadah tradisional. Beberapa gereja kini menggunakan komputer tablet untuk menampilkan visual yang sama dengan yang salindia ibadah yang mereka proyeksikan di layar, agar semua orang dapat mengikuti syair lagu, catatan khotbah, liturgi, dan bahkan pengumuman.
Orang-orang dengan tantangan pendengaran dapat terlibat dalam ibadah dengan berbagai cara. Hearing loops, sebuah alat bantu dengar, yang terhubung dengan sistem audio gereja dapat meningkatkan kemampuan dengar seseorang secara dramatis. Juga pertimbangkan adanya interpretasi bahasa isyarat.
5. Didiklah anak-anak menurut jalan yang patut baginya.
Anak-anak dengan disabilitas, dan juga keluarga mereka, sering kali meninggalkan gereja tepat ketika seorang guru Sekolah Minggu menjadi frustrasi dan berkata, “Maafkan saya–saya sudah tidak tahan lagi!” Berikan berbagai sumber daya yang dibutuhkan oleh para guru dan pemimpin kelompok anak muda untuk memastikan kelas mereka aman, tetapi penuh semangat bagi semua anak. Menambahkan guru pada kelas juga dapat membuat perubahan yang luar biasa bagi semua yang terlibat di dalamnya.
6. Ingatlah anggota keluarga dari orang dengan disabilitas.
Orangtua atau anggota keluarga yang tinggal dengan seorang dengan disabilitas sering kali memiliki banyak pemicu stress tambahan yang tidak terduga dalam hidup mereka. Menawarkan waktu jeda tambahan untuk malam kencan, liburan singkat di akhir pekan, atau bahkan membantu membersihkan rumah dan bantuan untuk membeli beberapa kebutuhan rumah tangga menunjukkan kepekaan dan kasih kita kepada seluruh keluarga.
7. Tanya dan dengarkan.
Ketika ragu, bertanyalah. Terkadang kita lupa bahwa sumber daya pengajaran terbaik yang kita miliki adalah orang yang berada tepat di hadapan kita. Setiap pribadi memiliki preferensi, ide, dan cita-cita. Ajukan pertanyaan seperti, “Apa hal yang ingin kamu coba lakukan, tetapi belum ada kesempatan untuk mewujudkannya?” Anda hanya perlu menyiapkan diri untuk meneruskan percakapan yang Anda mulai!
8. Selidikilah cara-cara untuk menjangkau semua orang dengan segala kemampuan mereka.
Pertimbangkan bagaimana konsep “desain universal” dapat menolong Anda untuk menjangkau orang-orang dalam komunitas Anda dengan lebih baik. Tidak semua orang dapat belajar dengan sangat baik dengan mendengar pesan verbal. Dan hal-hal yang dapat membantu seseorang dengan disabilitas kecerdasan untuk berpartisipasi sepenuhnya dalam ibadah Anda sering kali juga dapat bermanfaat bagi jemaat yang lain; misalnya dengan mempelajari Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua.
9. Semua orang disambut.
Beberapa orang membuat bunyi atau gerakan yang dianggap mengganggu oleh orang lain dalam sebuah ibadah. Sering kali hal ini terjadi di luar kuasa orang tersebut, dan hal itu merupakan bagian intrinsik dari bagaimana Allah menciptakan dirinya. Sebagai orang Kristen, kita dipanggil untuk memastikan bahwa orang-orang disambut dan merasa nyaman dalam tubuh Kristus. Para pemimpin gereja harus menjadi proaktif memberi teladan sikap yang menyambut, fleksibel, dan murah hati.
Banyak orang dengan disabilitas memiliki kontak penuh makna hanya dengan anggota keluarga dan perawat mereka. Mereka jarang memiliki kesempatan untuk membentuk persahabatan yang awet. Pertimbangkan memperluas pelayanan kelompok kecil Anda dengan melibatkan orang dengan disabilitas, menggunakan sumber daya seperti Together Small Groups Studies.
10. Semua orang melayani.
Jangan lupa bahwa semua umat dalam Kerajaan Allah memiliki karunia dan bahwa setiap kita memiliki pekerjaan yang harus dilakukan untuk memperluas Kerajaan ini! Pikirkan cara-cara agar semua orang dapat berkontribusi secara aktif. Bertanyalah secara intensional akan apa yang ingin dilakukan oleh orang dengan disabilitas, dan berhati-hatilah untuk tidak mengambil keputusan bagi seseorang tentang apa yang bisa atau tidak bisa ia lakukan.
Artikel ini diadaptasi dari sebuah sumber daya yang dikembangkan oleh berbagai pelayanan Disability Concerns dari the Reformed Church in America dan the Christian Reformed Church in North America (CRC) dalam kemitraan dengan the CRC’s Faith Formation Ministries. Disability Concerns mengembangkan berbagai komunitas di mana semua orang penting dan semua orang melayani. Faith Formation Ministries mendorong dan memperlengkapi para pemimpin pelayanan lokal CRC dalam panggilan mereka untuk membentuk formasi iman yang bersifat intensional dan langgeng dalam konteks mereka.
Comments