top of page
Writer's pictureWOW Ministry

APA, KAPAN, DAN BAGAIMANA IBADAH KELUARGA

JASON HELOPOULOS


Diterjemahkan oleh Margie Yang (@margieyang)



Sedikit dari kita tumbuh dalam rumah tangga yang melakukan ibadah keluarga. Jadi, mari kita melihat beberapa bantuan praktis yang dapat menolong keluarga-keluarga dalam perjalanan yang baru ini.



Menemukan Waktu Terbaik


Butuh beberapa kali mencoba untuk menemukan hal ini, tetapi kebanyakan keluarga lebih nyaman pada waktu-waktu tertentu dalam satu hari bila dibandingkan dengan waktu yang lain. Beberapa anak-anak (dan orang tua!) tidak beraktivitas dengan baik di pagi-pagi benar. Mereka masih lelah dan rewel. Jika ini yang terjadi di rumahmu, maka jangan mencoba melakukan ibadah keluarga pada waktu itu. Cobalah waktu-waktu yang lain dalam hari itu dan temukan waktu mana yang terbaik untuk semua orang. Setiap keluarga berbeda.



Bertemu di Waktu yang Sama


Saya biasanya sudah mengatur jadwal mingguan. Saya memiliki bermacam-macam aktivitas yang dijadwalkan pada waktu yang berbeda-beda dan sayangnya “waktu keluarga” ditulis dengan pensil pada jam 5 sore sampai jam 8 petang atau waktu yang serupa dengan itu. Ketika istri saya merasa sedikit diabaikan, dia akan berkata, “Kamu perlu memasukkan keluargamu dalam jadwal?” Dia biasanya mengatakan itu dengan bergurau, tetapi jika dia sedang serius saya akan menjawab, “Ya”. Jika tidak, hal-hal yang lain akan mengganggu waktu yang sudah saya sediakan untuk keluarga. Ada banyak hal-hal baik yang dapat dan akan mengisi jadwal kita. Karena itu, jika kita tidak menuliskan hal-hal yang lebih penting dalam hidup, keluarga biasanya akan terabaikan dan akan menderita karena digantikan oleh hal-hal lain dalam hidup kita. Ibadah keluarga harus dijadwalkan. Hal ini tidak berarti bahwa ibadah keluarga harus dilakukan jam 6 petang setiap malam. Kita bisa melakukannya pada waktu yang “setengah-paten”. Ada kalanya makan malam belum berakhir di jam 6 petang. Jangan terlalu kaku, tetapi temukan waktu yang konsisten dan rutin agar keluargamu tahu mereka akan berkumpul untuk beribadah bersama.



Bertemu di Tempat yang Sama


Beberapa keluarga berkumpul di sekitar dapur atau di sekeliling meja makan. Keluarga lain mungkin memilih untuk duduk di ruang keluarga atau di halaman belakang. Tempat untuk ibadah keluarga dilakukan bukanlah sebuah masalah. Namun, akan sangat membantu jika “di mana” adalah hal yang konsisten di rumahmu. Hal ini secara khusus sangat menolong anak-anak yang masih kecil. Anak-anak saya tahu bahwa ketika kami berkata sekarang waktunya untuk ibadah keluarga, kami akan berkumpul di ruang keluarga. Anak-anak akan bertumbuh dengan baik melalui hal-hal yang mereka ketahui dan dalam kebiasaan.



Mulai Perlahan-lahan


Kita sedang memulai sebuah proses mengembalikan gereja pada disiplin yang sangat mendasar ini. Dengan harapan anak-anak kita akan dapat terus mengembangkannya lebih jauh, tetapi bagi kebanyakan dari kita ini adalah hal yang baru. Oleh karena itu, jangan berharap terlalu banyak di awal-awal perjalanan atau bahkan jangan berharap terlalu banyak terhadap keluargamu dalam jangka panjang. Banyak kepala keluarga (khususnya para ayah) akan diyakinkan tentang kebutuhan ibadah keluarga dan dengan semangat membara mulai memimpin keluarga-keluarga mereka melakukannya. Hai, para ayah, jangan meminta anak-anakmu untuk mulai menghafalkan kitab Imamat di minggu-minggu pertama ibadah keluarga! Mulailah dengan membaca sebagian kecil dari kitab suci, berdoa secara singkat, dan menyanyikan sebuah lagu. Ketika semua orang di dalam keluarga bertumbuh dalam ibadah bersama ini maka akan tumbuh juga kemampuan dan kerinduan untuk membuatnya makin bermakna.



Singkat Saja


Ibadah keluarga tidak seharusnya menjadi beban, dan sering kali kita membuatnya menjadi beban dengan durasi yang panjang. Keluarga-keluarga muda, khususnya, perlu benar-benar mengingat hal ini dengan mempertimbangkan anak-anak mereka. Mereka yang baru memulai ibadah keluarga juga harus dibekali nasihat untuk membuatnya singkat saja. Sungguh luar biasa melihat bahwa ibadah yang berkualitas dapat dilakukan dalam 15 atau 20 menit. Durasi dari ibadah keluarga kita tidaklah menunjukkan kedewasaan iman keluarga kita. Lebih lama tidak selalu berarti lebih baik.



Jadikan sebagai Prioritas


Ibadah keluarga harus menjadi prioritas dalam rumah kita. Ini berarti kita tidak bisa mengizinkan kegiatan lain mengisi jadwal kita saat ibadah keluarga dilakukan. Sebuah keluarga yang jarang ada di rumah bersama-sama adalah keluarga yang tidak bisa beribadah bersama. Membaca Alkitab dalam perjalanan menuju latihan senam atau latihan sepak bola bukan ibadah keluarga! Umat Kristiani masa kini harus mendengar ini: kesibukan (bahkan dengan aktivitas gerejawi) tidak sama dengan kesalehan.



Fleksibel


Setelah menjabarkan pentingnya menentukan waktu untuk ibadah keluarga, kita harus menggarisbawahi pentingnya menjadi fleksibel dalam pendekatan kita terhadap ibadah keluarga. Akan datang hari-hari di mana ibadah keluarga seakan tidak berjalan baik. Jika kejadian ini terus berulang, maka kita mungkin perlu menyesuaikan kembali waktu untuk ibadah keluarga atau di mana kita mengadakannya. Namun, terkadang ada masa di mana semua cara tidak bisa dilakukan. Hal itu tidak apa-apa! Ini adalah jalan anugerah, bukan sebuah beban yang harus dipikul oleh seluruh anggota keluarga kita.



Teladankan Sikap yang Benar


Sikap-sikap kita terkait erat dengan pengalaman-pengalaman hidup kita. Dan orang lain sedang melihat sikap-sikap kita ini. Para suami harus meneladankan sikap yang benar di hadapan istri mereka, dan para orang tua harus meneladankan sikap yang benar kepada anak-anak mereka. Anak-anak adalah pribadi yang luar biasa intuitif. Mereka tahu kapan ibu dan ayah hanya demi rutinitas (tanpa semangat) atau dengan ogah-ogahan mengajak anggota keluarga bersama-sama beribadah. Akan sangat berbeda ketika ibu dan ayah membicarakan bagaimana mereka tidak sabar untuk beribadah dan menunjukkan sukacita dan kerinduan yang konsisten terhadap ibadah keluarga.



Terus Bertekun


Mungkin nasihat paling penting untuk ibadah keluarga adalah untuk terus bertekun di dalamnya. Akan ada momen-momen dan bahkan minggu-minggu di mana ibadah keluarga tampak seperti tugas yang harus dilakukan dan hanya ada sedikit buah kecil: anak-anak balita sulit duduk dengan tenang, anak-anak usia remaja mengeluh setiap malam, atau nada dasar berubah-ubah di tengah lagu yang sedang dinyanyikan. Teruslah berjalan! Engkau tidak sendiri, dan situasi yang kauhadapi tidak unik. Teruslah berkumpul dengan keluarga dalam ibadah. Ketekunan adalah obat paling manjur untuk semua penyakit ini. Seiring berjalannya waktu, kebanyakan dari pergumulan ini akan teratasi, dan buah yang dulunya tidak tampak suatu saat akan mulai menunjukkan dirinya di masa yang akan datang.



366 views0 comments

Recent Posts

See All

Commentaires


bottom of page