Gabriel Statom
Sumber: thegospelcoalition.org
Diterjemahkan oleh Zion Tjendana (@tj_zion)
Saya adalah seorang direktur musik gereja, ketika masa adven, pada umumnya saya mendapatkan komentar seperti, “Bagaimana kamu bertahan menghadapi masa adven ini?” dan “Saya tahu kamu pasti ingin bulan Desember segera berlalu.” Ya, saya harus mempersiapkan serangkaian ibadah dan konser dan berkoordinasi dengan ratusan orang untuk hal itu.
Tetapi semua kerja keras itu merupakan hal yang membuat Adven menjadi momen yang paling favorit setiap tahun. Saya berharap untuk dapat berpartisipasi dan menikmati setiap menit dari ibadah special tersebut dengan sepenuh hati.
KEHENINGAN BERPUSATKAN KRISTUS
Semua orang melakukan hal-hal ekstra di bulan Desember yang membuat sibuk, baik itu pekerjaan, sekolah, gereja atau komunitas, maupun kegiatan sosial musiman. Kita berasumsi bahwa semua orang “super sibuk”. Ini adalah masa yang gaduh, yang penuh dengan musik dan perayaan.
Agar seseorang dapat sepenuhnya menikmati masa ini, maka sebuah disiplin penting yang dapat kita praktekkan secara individui maupun korporat adalah “Keheningan Berpusatkan Kristus”
Disiplin tersebut selalu menggugah saya di awal musim Adven, ketika kami menyanyikan planchant dari abad ke 4, “Hendaklah Semua Makhluk Hidup Berdiam Diri”:
Hendaklah semua makhluk hidup berdiam diri,
Dan berdiri dengan takut dan gentar
Singkirkan perenungan dari hal duniawi
Karena dengan berkat ditangan-Nya
Kedatangan Kristus ke dunia
Layaklah kita hargai/ hormati.
LIMA MEDITASI DALAM KEHENINGAN
Setiap baris dari bait lagu tersebut menyampaikan kebenaran Alkitabiah yang perlu kita renungkan dalam keheningan di masa Adven ini.
Baris 1: Hendaklah semua makhluk hidup berdiam diri
Setiap kita adalah makhluk yang fana. Dan keberadaan sebagai makhuk yang fana memiliki konsekuensi kekal yang mengejutkan – baik untuk orang percaya, maupun orang yang belum percaya kepada Kristus. Kalimat ini mengundang kita, untuk berdiam diri atau hening.
Sungguh tugas yang sulit bagi orang yang suka bicara! Namun, seperti yang diamati oleh penyair Victoria Christina Rosetti (1830–1894), “Diam lebih musikal daripada lagu apa pun.” Kadang-kadang ini benar. Kita bisa dengan mudah mengabaikan “suara lembut, halus” Tuhan di tengah keributan, terutama ditengah kesibukan kegiatan bermusik / pelayanan kita. (Maz 46:10; Pengkhotbah 5: 2). Catatan dan kata-kata dapat memperkaya jiwa kita, tetapi keheningan meditasi juga dapat memberi kita penyegaran rohani — yang sangat kita butuhkan sepanjang tahun ini. Keheningan memberi kita ruang dan waktu untuk merenungkan kalimat Firman Tuhan yang kita nyanyikan.
Baris 2: Dan berdiri dengan takut dan gentar
Fokus dari adven adalah kedatangan Kristus, dan kita harus mengantisipasinya “dengan takut dan gentar” (Fil 2:12). Adven, seperti Prapaskah, adalah masa reflektif di mana kita masuk ke dalam kisah cinta penebusan Kristus bagi umat manusia. Hal ini membantu hati dan pikiran kita agar focus pada kebutuhan kita akan Juruselamat. Kita tidak seharusnya meniru pendekatan sekuler yang biasanya langsung mengarah pada kegembiraan natal atau secara blak-blakan mengabaikan makna Natal yang sesungguhnya.
Seperti yang diingatkan oleh Dietrich Bonhoeffer kepada kita:
Perayaan Adven hanya mungkin terjadi saat seseorang menyadari kerentanan jiwanya, dan mengetahui diri mereka sendiri miskin dan tidak sempurna, sehingga mereka menantikan sesuatu yang lebih besar yang akan datang. Oleh sebab itu, sikap rendah hati dan kegentaran adalah cukup untuk menantikan Sang Maha Kudus datang untuk kita, Allah datang dalam wujud seorang bayi di palungan. Tuhan Yesus datang. Natal tiba. Umat Kristen bersuka.
Baris 3: Singkirkan perenungan dari hal duniawi
Suatu pengingat yang kuat bagi kita semua, terutama yang melayani sebagai musikawan gereja. Pribadi dan karya Kristus adalah inspirasi musik kita — dan keheningan kita. Tujuan kita adalah memuliakan Dia. Jangan sampai terganggu oleh standar kinerja dunia saat kita mempersiapkan dan merayakan Natal. Yang terpenting, mari persembahkan musik kita hanya untuk kemuliaan Tuhan.
Baris 4: Karena dengan berkat ditangan-Nya
Lagu itu menjanjikan berkat besar dari Tuhan bagi mereka yang menantikan kedatangan Kristus untuk kita. Mari nikmati berkat dari anugerah yang tak terkatakan ini, sehingga kita tidak pernah melupakannya, terutama dalam pelayanan musik dan penyembahan. Saat kita berusaha untuk memberkati orang lain dengan musik, semoga kita juga terpesona dan dibangun oleh kebenaran yang kita nyatakan.
Baris 5 & 6: Kedatangan Kristus ke dunia layak dapatkan kita hargai/ hormati.
Kedatangan Anak Allah ke dunia layak dapatkan penghormatan dan keheningan kita dalam beribadah. Ini mungkin tampak berlawanan dengan intuisi para musisi — lagipula, kita dipanggil untuk memimpin dalam membuat suara gegap gempita — tetapi keheningan / berdiam diri dalam konteks ibadah adalah disiplin yang penting. Membuat musik adalah bagian yang mudah; tetapi untuk sebagian besar orang, berdiam diri / hening tidak datang secara alami.
JADIKAN KEHENINGAN SEBUAH PRIORITAS
Kita harus memberi ruang untuk keheningan /berdiam diri dalam ibadah korporat. Saya telah mendengar banyak kesaksian orang-orang mengenai betapa hebatnya cara Tuhan menggunakan saat-saat hening untuk meyakinkan, membangun, dan mendorong. Sebagian besar disiplin Kristen kita berlawanan dengan budaya, dan salah satunya adalah saat kita terpesona dalam keheningan di hadapan Tuhan yang berinkarnasi bertentangan dengan keriuhan & keporakporandaan yang ada di sekitar kita.
Comments