DUSTIN ROUSE
Sumber: ftc.co
Diterjemahkan oleh Jimmy Setiawan (@jimmystwn)
Saya teringat dengan kegiatan memimpin ibadah sewaktu saya masih di bangku kuliah. Saya menyaksikan para remaja yang menjadi jemaat dengan tampang mereka yang kebosanan di saat saya memimpin ibadah. Padahal, saya sudah bernyanyi dengan segenap hati. Namun, mereka tetap saja berbicara satu dengan yang lain dan memencet-mencet telepon genggam. Karena itu, saya selalu merasa enggan setiap kali ingin memimpin ibadah. Bahkan, saya jadi mempertanyakan kemampuan diri sendiri.
Saya baru lepas dari beban berat ini ketika saya mulai memahami peran Allah Trinitas dalam ibadah. Tentu saja, sampai saat ini saya masih dihinggapi rasa grogi sebelum memimpin ibadah. Akan tetapi, saya sekarang menyadari bahwa bukan saya yang menciptakan penyembahan melainkan Allah! Dia yang mengundang, menggerakkan dan menerima penyembahan kita. Kita datang ke tahta Bapa berdasarkan karya sempurna dari Sang Putra yang dicurahkan kepada kita oleh Roh Kudus. Sebagai pemimpin ibadah, kita tidak menghantar orang-orang masuk ke hadirat Allah. Kita justru dituntun ke sana oleh Sang Putra.
Kebenaran ini sungguh memerdekakan saya dalam menjalani tugas memimpin ibadah dan bahkan menerbitkan sukacita ketika saya menyembah-Nya dalam ibadah bersama jemaat. Kita menyadari bahwa Bapa yang memerintahkan kita untuk mendekat kepada-Nya, Sang Putra yang menyediakan akses dan mewakili kita serta Roh Kudus yang menolong kita. Sebagai pemimpin ibadah, saya tidak bisa membuat jemaat menyembah, namun saya dapat bergabung dengan tarian Trinitas. Sang Bapa, Sang Putra dan Roh Kudus begitu bahagia atas keberadaan tiap Pribadi yang lainnya sejak dari kekekalan. Mereka tidak membutuhkan kita tapi Allah adalah Sang Kasih sehingga Dia ingin berbagi kebahagiaan ini dengan kita.
Sang Bapa merancang rencana penebusan, Sang Putra menggenapinya dan Roh Kudus menyalurkan manfaat-manfaat penebusan tersebut. Jadi apa yang dilakukan oleh Allah Trinitas adalah fondasi dari ibadah korporat. Sang Bapa yang menginisiasi ibadah, Sang Putra yang menjadi Sang Pengantara kita dan Roh Kudus yang mendorong hati kita untuk menyembah. Sang Bapa adalah Allah yang Maha Kudus dan tidak bisa berhubungan dengan dosa. Dia tidak bisa menerima penyembahan dari manusia yang sudah mati secara rohani karena dosa. Namun, Sang Putra telah menyerahkan nyawa-Nya untuk menyediakan kehidupan yang baru bagi kita. Roh Kudus memasukkan kita ke dalam kehidupan tersebut. Saat kita bernyanyi, kenyataan-kenyataan yang luar biasa ini digemakan. Kita bernyanyi untuk mempersembahkan kemuliaan kepada Bapa, melalui karya Sang Putra yang sempurna dan oleh kuasa Roh Kudus.
Sebagai pemimpin ibadah, kita bisa bergabung dengan tarian Trinitas ini dengan mendukung dan mengarahkan penyembahan yang sudah dimulai oleh Allah dalam hati jemaat. Sebagai penyembah, kita menyadari bahwa hal ini adalah suatu kehormatan yang sangat istimewa untuk dapat turut serta ke dalam lingkaran kemuliaan yang sudah berlangsung dalam diri Allah Trinitas.
Mari kita berkumpul dalam nama Bapa, melalui karya yang sudah tuntas dari Sang Putra dan oleh kuasa Roh Kudus. Mari menyembah dengan hati yang bebas dari intimidasi karena Dia memang layak disembah!
Comments