THOMAS TERRY, RYAN LISTER
Sumber: thegospelcoalition.org
Diterjemahkan oleh Jimmy Setiawan (@jimmystwn)
Kreativitas kita membutuhkan Yesus. Ketika kita menjawab “mengapa” tentang kreativitas secara egois, kita akan bermasalah. Namun, ketika kita membiarkan Tuhan menjawabnya, kreativitas kita akan terpahami secara tepat. Kristus memberikan makna atas semua keberadaan kita—termasuk kreativitas kita—ketika Dia menyatakan dengan sederhana, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (LUKAS 10:27)
Perintah yang agung dari Kristus menyatukan kreativitas kita dengan realitas transenden yang kita selalu cari di setiap karya seni. Singkatnya, ini menjadikan kreativitas menyuarakan kemuliaan Allah dan nyanyian bagi dunia.
Kreativitas dan Kemuliaan Allah
Kristus tidak memusuhi kreativitasmu, tetapi Dia melampauinya. Kreativitasmu adalah alat bantu ibadah. Injil menciptakan ulang seluruh dirimu sehingga setiap bagian dirimu—termasuk kreativitasmu—dari Kristus, melalui Kristus, dan bagi Kristus. Injil memperindah kreativitasmu untuk menyanyikan anugerah-Nya. Injil mengembalikan kreativitas pada tujuannya yang semula, yaitu memuliakan Dia, untuk selama-lamanya.
Dalam hal ini, kreativitas seperti kintsugi, karya seni Jepang yang mengubah keramik yang telah pecah menjadi karya kreatif baru yang indah. Kunci dari proses kintsugi adalah cairan khusus yang terbuat dari emas, perak, atau bedak platinum yang dipakai oleh sang seniman untuk menyatukan setiap kepingan. Memperhatikan keramik tersebut seperti melihat masa lalunya dan janji akan masa depannya. Guratan emas dan perak begitu menyolok jika dikontraskan dengan warna tanah seperti luka-luka yang menceritakan kisah kehidupan kita.
Semua kreativitas dari sudut pandang kristiani seperti kintsugi. Seni ini bukan tentang keramik, atau sesuatu yang dikembalikan fungsinya, tetapi ini adalah tentang restorasi. Ini tentang retakan-retakan. Apa yang Anda lihat pada satu karya kintsugi adalah sambungan-sambungan emas dan perak yang saling terhubung pada keramik yang sebelumnya pernah pecah. Keindahannya ada pada kemampuan cairan perekat yang mengubah apa yang telah rusak menjadi sesuatu yang bahkan lebih indah daripada sebelumnya.
Injil melakukan hal yang sama pada kehidupan dan kreativitas kita. Cairan keemasan yang merekatkan pecahan keramik mencerminkan rahmat luar biasa dari Allah yang memegang kehidupan kita. Ketika kehidupan kita terpecah-pecah, Dia menyatukannya kembali melalui Kristus dan memeteraikannya dengan Roh-Nya. Dan ketika kita merusak kreativitas kita menjadi berhala-berhala, Dia memulihkannya kembali bagi kita yang mengasihi Dia.
Bagi mereka yang kreatif, ini berarti Anda menemukan keindahan di tempat-tempat di mana Allah telah menyembuhkan dan mengubah kreativitasmu. Ini berarti Anda membiarkan Allah menyuntikan kuasa restorasi-Nya yang indah ke dalam setiap tindakan kreatifmu. Biarkan Dia yang telah menyembuhkan kerusakan memperoleh kemuliaan dari kehidupan dan karya-karyamu. Tampilkan rajutan emas dan perak dari pemeliharaan Allah. Perlihatkan bagaimana Dia menjahit kembali kehidupan dan senimu yang terkoyak, serta menempatkannya secara tepat. Saat Anda melakukannya, dunia akan menyaksikan kemuliaan-Nya, dan Anda tidak seharusnya malu, karena Anda juga akan terpesona olehnya.
Kreativitas dan Hal-hal yang Baik dari Dunia
Kreativitas itu seperti cinta, bukanlah tindakan yang egois. Ini memiliki orientasi vertikal dan horisontal, untuk Tuhan dan untuk sesama. Kreativitas kita mencapai kebaikannya ketika mengarahkan mata kita kepada Sang Maha Agung dan mendorong dunia untuk menyadari akan Sang Pencipta. “Sangkakala imajinasi,” kata G. K. Chesterton, “adalah seperti sangkakala kebangkitan. Ini memanggil mereka yang telah mati keluar dari kuburan mereka.”
Kreativitasmu lebih besar daripada dirimu. Ia hadir bagi Tuhan dan sesama.
Bagi mereka yang kreatif, ini berarti kita mengasihi sesama manusia melalui cara-cara kreatif. Kehidupan dan karya kreatif kita adalah kaca berwarna indah yang Tuhan bentuk bagi dunia untuk melihat tembus sampai ke ujung satunya. Tugas kita hanyalah memberikan kaleidoskop (tabung gelas berwarna-warni) kepada sesama kita. Akan tetapi, kita harus mengingatkan mereka bahwa—seperti kaleidoskop—seluruh spektrum kreativitasnya akan terlihat jelas bila disinari oleh cahaya.
Mengasihi dunia juga berarti kita membiarkan kreativitas kita menuntun pada ketaatan kepada Kristus. “Kreativitas bagi ketaatan” terdengar kontradiktif, tapi sesungguhnya tidak. Ketaatan bukanlah lawan dari kebebasan, tapi lawan dari perbudakan. Ketaatan tetaplah sebuah pilihan. Perbudakan tidak pernah ada pilihan. Masalah dari ketaatan bukanlah pada aksi itu sendiri, tetapi pada siapa kita taat. Apakah ia yang kepadanya kita taat memenjarakan jiwamu atau mengantarmu ke Kerajaan-Nya?
Inilah salah satu penipuan terbesar dari generasi sekarang, bahwa kebebasan adalah melakukan apapun dan kapanpun yang kita mau, dan ini artinya kita melepaskan diri dari disiplin, ketaatan, dan penundukkan. Akan tetapi, segala sesuatu yang kita sukai dan andalkan demi masa depan sesungguhnya menuntut semuanya itu. Kita tidak akan menemukan cinta dalam pernikahan tanpa mengalah demi kebaikan pasangan. Anda tidak akan bersukacita dalam kreativitasmu tanpa mendisiplin diri dalam apa yang Anda kerjakan. Dan Anda tidak dapat menjadi bijak dalam dunia ini bila terlepas dari ketaatan. Seluruh kehidupanmu bergantung padanya. Itu sebabnya, Anda berhenti saat lampu merah menyala.
Setiap kali Anda lari dari ketaatan, Anda sedang lari menuju perbudakan. Akan tetapi, bila Injil mempengaruhi kreativitasmu, maka kreativitasmu juga akan melawan kekeliruan dunia ini. Inilah kebebasan yang sejati—dan jalan bagi kreativitasmu melayani dunia secara lebih luas. Kehidupan dan karya kreatifmu menjadi kunci yang memerdekakan mereka yang terpenjara dalam kebohongan dan pemberhalaan dunia ini.
Kebebasan yang kreatif, dihidupkan oleh Injil, adalah bukan tentang melakukan apapun yang kita mau, tetapi tentang menghasrati apa yang Tuhan mau kita lakukan. Dengan demikian, artinya Anda selalu punya pilihan, tetapi Anda juga membutuhkan hikmat, ketajaman, dan nasihat dari sesama orang percaya yang takut akan Tuhan—bukan hanya dari sesama orang kreatif—untuk menolongmu menilai karunia dan tujuanmu.
Mungkin, Anda memiliki karunia yang bisa mengisi galeri seni mewah di Manhattan dengan lukisanmu. Atau, mungkin berupa desain sampul buku, termasuk buku Kristen. Bisa juga Anda menciptakan atau merancang traktat Injil yang secara indah dan jelas memberitakan tentang Yesus Kristus. Setiap contoh ini mengartikulasikan cinta Tuhan kepada sesama kita.
Model Bagi Kreativitasmu
Bila Anda adalah milik-Nya, maka kreativitasmu pasti akan meninggikan nama-Nya. Kadang secara diam-diam, kadang secara terang-terangan.
Pada akhirnya, ikuti teladan Tuhan. Dia menampilkan kemuliaan-Nya dalam cara kreatif yang umum dan khusus. Keduanya mendeklarasikan kemuliaan-Nya dan memperagakan aspek-aspek dari diri-Nya—tetapi Dia tidak pernah membatasi diri-Nya pada satu cara atau modus. Setiap hal yang Dia lakukan dalam dunia-Nya ini adalah bagi kemuliaan-Nya dan kebaikan kita. Inilah model bagi kreativitasmu, dan ini seharusnya memerdekakanmu. Tidak setiap proyek kreatif harus merupakan kesaksian spesifik tentang kemuliaan Allah. Sebagian dapat bersifat umum, sebagian lainnya spesifik. Aturan utama yang harus menuntun kreativitasmu adalah ini: Biarlah apapun yang Anda ciptakan bagi kemuliaan-Nya dan kebaikan dunia ini.
Maka, nyanyikanlah himne. Tuturkan kata-kata yang indah. Karanglah cerita. Gubahlah lagu yang baru. Jelajahi kekompleksan dari kemanusiaan kita. Akan tetapi lakukanlah semuanya itu dengan perlahan sambil mempersembahkan semua karya senimu di bawah kaki Tuhan.
Comments