JASON HELOPOULOS
Sumber: thegospelcoalition.org
Diterjemahkan oleh Margie Yang (@margieyang)
Beribadah bersama sebagai satu keluarga bukanlah sesuatu yang bisa kita mulai dengan mudah. Bahkan, saya sebagai seorang rohaniwan merasa canggung ketika pertama memimpin ibadah keluarga (khususnya ketika menyanyi!). Namun, sekarang ibadah keluarga sudah menjadi bagian dari kehidupan keluarga kami. Oh, bukan, hal ini lebih dari sekadar sebuah bagian – ibadah keluarga menjadi inti yang membentuk pemaknaan kami akan keluarga. Ibadah keluarga menjadi sebuah sukacita, dan momen-momen yang tidak lagi secanggung dulu. Sebuah rumah tangga Kristen haruslah berpusatkan pada Kristus, dan jika berpusatkan pada Kristus, maka rumah tangga akan dipenuhi dengan penyembahan (ibadah).
Kebanyakan Kristen Injili menyadari pentingnya ibadah pribadi dan ibadah jemaat, tetapi hanya sedikit yang pernah mendengar tentang ibadah keluarga. Apa itu ibadah keluarga? Sederhana sekali. Malam ini, duduklah bersama dengan keluargamu di sofa atau di sekeliling meja makan. Lalu… berdoa bersama, membaca Alkitab bersama, dan menyanyikan sebuah himne yang indah tentang iman. Ada banyak alasan untuk melakukan ibadah keluarga, tetapi izinkan kami menyebutkan beberapa. Ibadah keluarga:
Memuliakan dan menghormati Allah – Inilah alasan paling dasar dan penting.
Mengarahkan rumah tangga pada pusatnya – Ibadah keluarga memiliki efek yang sangat indah karena memusatkan rumah tangga kita kepada Kristus.
Mendorong perwujudan karakter Kristiani – Rumah tangga bisa jadi tempat paling sulit bagi kita untuk menyatakan hidup iman Kristen kita. Ada sebuah alasan mengapa Paulus memberi nasihat kepada setiap anggota dari keluarga Kristen dalam perikop rumah tangga di Efesus 5-6 dan Kolose 3. Sungguh suatu fakta yang menyedihkan, kita sering mewujudnyatakan karakter Kristus dengan lebih konsisten di gereja, tempat pekerjaan, dan masyarakat daripada di dalam rumah tangga kita sendiri. Jika ada suatu tempat di mana saya harus secara khusus berjaga-jaga terhadap dosa, kedagingan, dan musuh kita, tempat itu adalah rumah kita. Sikap yang santai dan sudah terbiasa bisa menjadi lapangan bermain untuk dosa.
Menghadirkan damai sejahtera di dalam rumah – Kita adalah orang berdosa yang tinggal di bawah atap yang sama di dalam tempat tinggal yang sempit. Ini sebuah resep untuk bencana atau paling tidak luka batin! Kita mengenal anggota keluarga kita, dan kita mengenal mereka dengan baik. Ibadah keluarga menolong kita untuk menghadapi dosa kita dan memahami dampaknya terhadap satu sama lain. Misalnya, sangatlah sulit bagi seorang ayah untuk memimpin ibadah keluarga ketika ia baru saja memarahi istrinya. Jika ia akan memimpin keluarganya di hadapan takhta anugerah, pertama-tama ia harus memohon pengampunan dari istrinya. Dan istrinya akan merasa kesulitan beribadah, yang hanya bisa diatasi dengan kerelaan hati untuk mengampuni suaminya.
Memperkuat ikatan keluarga – Dalam kehidupan masyarakat yang bergerak cepat hanya ada beberapa hal yang dilakukan oleh sebuah keluarga secara bersama-sama setiap harinya. Bahkan, hari-hari ini, makan bersama sudah menjadi hal yang langka. Bagaimana jika keluargamu berkumpul bersama setiap hari? Dan bagaimana jika alasanmu berkumpul adalah untuk beribadah? Hal itu akan menjadi aspek yang paling penting dan paling inti dalam kehidupan. Seluruh anggota keluargamu akan menyadari bahwa sekalipun ada hal-hal lain yang kita lakukan atau tidak kita lakukan, hal paling penting yang memaknai keberadaan kita sebagai sebuah keluarga adalah bahwa kita ini keluarga yang menyembah (beribadah) dan tunduk kepada Kristus. Dan ikatan ini bersifat kekal, yang menguatkan keluarga dalam upaya dan aspek hidup lainnya.
Memberikan pengetahuan yang dipahami bersama – Ketika kitab suci dibaca bersama dalam ibadah keluarga, seluruh keluarga bertumbuh dalam pengenalan rohani. Percakapan di sekitar meja makan atau di dalam mobil akan berubah secara dramatis karena engkau memilih pengetahuan yang dapat dipahami bersama sebagai bahan pembicaraan.
Melatih anak-anak untuk ibadah korporat – Ibadah keluarga menawarkan keuntungan tambahan, yaitu melatih anak-anak kita untuk beribadah korporat. Ketika mereka duduk dan mendengarkan firman Tuhan, mendengar doa-doa, dan melantunkan nyanyian-nyanyian, elemen-elemen yang juga ditemukan dalam ibadah korporat akan memiliki makna baru bagi mereka. Nilai dari proses ini tidak bisa diremehkan.
Mendorong anak-anak mengenal Kristus – Mereka akan melihat bahwa bagi ibu dan ayah ibadah bukanlah sesuatu yang hanya mereka lakukan di hari Minggu. Ibadah adalah sesuatu yang ada di inti dari keberadaan mereka. Begitu pentingnya sehingga mereka memusatkan rumah tangga pada ibadah. Kita tidak membesarkan anak-anak hanya untuk menjadi pribadi yang bermoral dan kompeten, tetapi menjadi para penyembah Allah Tritunggal.
Meneguhkan kepemimpinan spiritual – Ibadah keluarga meneguhkan kerangka Alkitabiah dari keluarga ketika mereka memandang pada sang ayah (atau sang Ibu, dalam keluarga dengan orang tua tunggal) sebagai pemimpin spiritual dari rumah tangga itu. Ketika seorang ayah memimpin anak-anak dan istrinya di hadapan takhta Allah setiap malam dan memuridkan mereka dalam jalan Kristus, mereka akan terus-menerus memandang (meneladani) sang ayah sebagai pemimpin spiritual. Hal ini adalah keuntungan lebih yang meneguhkan sang ayah/suami bahwa tanggung jawab spiritual ada di atas bahunya.
Menyediakan sarana pemuridan yang sistematis – Sebagai seorang rohaniwan saya sering mendapati individu-individu yang datang kepada saya dengan sebuah pertanyaan tentang bagaimana cara melayani anak-anak atau pasangan mereka dalam area yang spesifik. Biasanya mereka merisaukan dosa atau pergumulan tertentu yang dihadapi anggota keluarga mereka. Dengan cara ini, kita berperan sebagai pemadam kebakaran yang buru-buru memadamkan isu ini atau itu. Dalam beberapa kesempatan, hal ini memang dibutuhkan, tetapi ini tidak boleh menjadi tindakan yang dilakukan terus-menerus. Pemuridan sistematis adalah pendekatan yang jauh lebih baik dan ditopang oleh ibadah keluarga. Ibadah keluarga harian akan menyediakan dasar yang teguh yang dibangun di atas firman yang didengarkan setiap hari, berdoa setiap hari, dan mengucap syukur setiap hari. Butuh waktu untuk membangun rumah yang kuat. Rumah akan menjadi goyah ketika dibangun oleh seorang tukang kayu yang hanya sibuk membetulkan dinding-dinding yang bergoyang dengan menancapkan paku di sana-sini.
Menyediakan kesaksian dari berbagai generasi – Salah satu keuntungan terbesar dari ibadah keluarga adalah iman yang diwariskan secara langsung kepada generasi berikutnya. Kita mengajarkan anak-anak kita bagaimana membaca kitab suci, berdoa, mengakui dosa-dosa mereka, bernyanyi bagi Allah, dan banyak lagi. Anak-anak kita akan meninggalkan rumah dengan banyak kenangan akan ibadah harian yang kita lakukan bersama. Mereka telah belajar dengan melihat dan melakukan sendiri bagaimana mempelajari Alkitab, bersyafaat bagi anak-anak mereka nantinya, dan bersukacita dalam Allah. Dan oleh anugerah dan kemurahan Allah, mereka akan meneruskannya pada generasi berikutnya dari pohon keluarga kita.
Kita sudah melihat bagian “mengapa” dari ibadah keluarga. Di bagian berikutnya, kita akan menelaah bagian “bagaimana”.
Comentarios